Perlahan
dilepaskannya roknya, dan terlihatlah pahanya yang mulus dengan celana
dalam warna pink. Agak lama kupandangi, karena itu benar-benar
pemandangan yang indah, dan kejantananku mulai membengkak di celanaku.
Perlahan kupegang celana dalamnya, dan kudekatkan wajahku ke arah celana
dalamnya. Wow.., baunya wangi sekali, mungkin dia baru mandi tadi.
“Sudah cukup kan..?” katanya sambil menjauhkan wajahku dari pahanya dan mencoba memakai roknya lagi.
Tetapi hal itu dengan cepat kucegah, “Ntar dulu tante, aku pingin lihat di balik celana itu, boleh ya..?” kataku membujuk.
“Yee.., sudah dikasih hati malah minta jantung..!” ucapnya sedikit menyindirku.
“tante
tau nggak, jantungku debar-debar nih.., dan aku terangsang..” kataku
mencoba menyatakan bahwa saya benar-benar terangsang.
Sambil
bercanda dia menjawab, “Masak gitu aja terangsang, tante nggak percaya,
kamu pasti cuma iseng, mau mempermainkan tante, ya..?” katanya membalas
ucapanku.
“Kalau nggak percaya, coba lihat nih..!” kataku sambil menurunkan celana pendekku.
Dia agak kaget karena celana dalamku seperti penuh dan menonjol besar di bagian penisku.
“Bener juga, kamu nggak boong.., kamu terangsang ya..?” katanya melirikku nakal sambil tersemyum.
Agak lama dia melihatnya, kemudian mengelus dan mengusap-usap, dan mendekatkan wajahnya ke dekat celana dalamku.
“Sekarang kita sama-sama buka, gimana tante..?” kataku memberi tawaran gila.
Mungkin
karena sudah terangsang dan sangat ingin melihat penisku, akhirnya dia
mengangguk. Perlahan dia menurunkan celanaku, dan tampaklah kejantananku
berdiri tegak dan siaga.
“Wow.. punyamu lebih besar dari yang
tante bayangkan, tapi tante suka yang besar seperti ini.” katanya
sambil mengelus, menyentuh kepala penisku dengan jarinya dan kemudian
mengocoknya.
“Aahh.. ” saya mengerang nikmat, sementara dia terus mengocok sampai penisku terlihat memanjang maksimal.
Mungkin dia sudah tidak tahan, dia mulai mengulum dan meghisap penisku.
“ahh.. ah.. nikmat sekali..!” aku mendesis kenikmatan, sementara tanganku sudah membuka celana dalamnya.
Dan
wow.., benar-benar pemandangan yang indah, bulu-bulu halus di sekitar
memeknya yang kemerahan sangat merangsang birahiku. Jariku menyentuh dan
menggesek bibir nonoknya.
“Oh.., ahh.., terus Mas, gesekin terus..! Ahh..!” suaranya mendesah-desah.
Kudekatkan
wajahku ke tempiknya, menciuminya dan menjilatnya. Celahnya mulai agak
basah, mungkin dia sudah terangsang hebat, sementara kemaluanku terus
dikulumnya, bahkan sekarang lebih dahsyat sampai ke pangkalnya. Saya
merasakan hangat mulutnya, dan kemaluanku seperti panas sekali dan mau
mengeluarkan sesuatu. Tanpa dapat kutahan, spermaku muncrat di mulutnya
untuk pertama kali.
“Ohh.. kamu udah keluar Mas.. enakk..,
gurih..!” katanya sambil menjilat sperma yang keluar dari mulutnya,
sementara lidahku terus bergerilia di celah vaginanya, bahkan lidahku
berusaha masuk lebih ke dalam dan terus menyeruak di seluruh dinding
memeknya.
“Ouch.. lebih dalam, Mas..!” pintanya sambil mendesis-desis.
Aku
mendengar dia mendesis dan menyerocos tidak karuan, dan mulai mengocok
kemaluanku lagi sehingga membesar kembali. Hanya dalam hitungan menit,
punyaku sudah membesar lagi dan mencapai ukuran yang maksimal.
“Sekarang saya masukin ke meki tante aja, oke..?” kataku sudah tidak sabaran.
“ya
Mas, tante juga sudah nggak tahan nich..!” katanya sambil membuka kedua
pahanya lebar-lebar, sehingga memeknya tampak membelah dan merekah.
Sambil
memegang penisnku yang tegang, kuarahkan ke lubang tersebut. Sesaat
kepala kontolku kugesekkan ke bibir memeknya, kemudian dengan sedikit
ditekan, dan, “Bless..!” masuk seluruhnya ke dalam liang vaginanya.
“ahh.., terus Mas, lebih dalam..!” desisnya mengikuti gerakan masuknya batang kejantananku.
Aku
pun semakin bersemangat menggenjotnya dan memaju-mundurkan kontolku di
dalam nonoknya. Sementara tanganku tidak lepas memegangi puting toketnya
yang mengencang.
Sekitar 10 menit dengan posisi tersebut, aku mengeluarkan kemaluanku yang masih menegang.
“tante, sekarang kita rubah posisi ya..? Pasti lebih nikmat..!” kataku ingin mencoba gaya lain.
“Posisinya gimana Mas..?” dia bertanya balik.
“tante
menungging saja, kakinya diangkat sebelah dan letakkan di meja, dan
tante membelakangi saya..!” saranku memberi penjelasan, dia menurut
saja.
Cerita Sex Dia
sudah mengambil posisi seperti itu dan aku dapat melihat celah
vaginanya mengintip dari belakang. Dengan memegang kemaluanku yang
tegang, kuarahkan ke celah itu. Dengan sedikit tekanan, kepala penisku
masuk, dan masuknya terasa lebih sempit dari yang tadi. Sengaja tidak
kumasukkan seluruhnya dan kutanya kepadanya, “Gimana..? Lebih enak
kan..?” kataku.
“iyya lebih enak dari yang tadi, oh.., enak.., ahh..!” suaranya mendesah lagi.
“Ini belum seluruhnya lo tante, baru sebagian..!” aku mencoba menggodanya lagi.
“Masukin semua dong, Mas..! Biar terasa lebih enak lagi..!” pintanya.
Cerita Memek Dengan menekan lebih kuat, maka kemaluanku masuk seluruhnya. Dan oh.., betapa nikmatnya, serasa berada di awang-awang.
“Ah.., oh.., aah.., nikmat sekali, tekan lebih kuat Mas.., lebih dalam, ahh, ahh..!”
Sesekali
dia menggoyang pinggulnya, dan ohh.., benar-benar luar biasa goyangan
pinggulnya, punyaku seperti ditarik dan diurut-urut di dalam vaginanya.
“Oh.., ah.., aku tak ingin berhenti cepat-cepat, goyangin terus tante..!” kataku.
Sekitar 10 menit aku memaju-mundurkan kemaluanku ke tempiknya, rasanya saya sudah berada di puncak dan mau memuntahkan lahar.
“tante, aku sudah mau keluar nich..!” kataku.
Dia membalas, “Aku juga mau keluar nich. Kita keluar sama-sama ya..?” pintanya.
Dengan
menggenjot lebih kuat agar cepat sampai ke puncak kenikmatan, maka
kumulai menekan lagi lebih cepat. Dan akhirnya, “Ouc.., ah.., ah..”
dengan erangan panjang, saya memuntahkan spermakau di memeknya.
Bersamaan dengan itu tante juga mengerang panjang, “Ouh.., ouc.., ah.., ah.., nikmat.. ah..”
Sementara di memeknya aku merasakan punyaku disemburi cairan memeknya, terasa begitu hangat.
Perlahan kutarik punyaku keluar, terlihat sudah mulai mengecil. Kami tergolek di tempat tidur dan saling berpandangan.